WelCome To My Blog

... this is my firts blog ...
my fantasy story...
Eltier ...
i hope you all like it... :)
and If you like... wait ... all edition of Eltier Story...
Please enjoy it... thanks ...
please comment it... tnx

Tuesday 26 March 2013

CHAP 2


Kingdom of the wind. 

Mansion keluarga Dwayne 10 Desember 20:15 pm. 


"Hei, Art kau ingat tidak, dengan gadis yang manis memiliki mata pink itu" tanya Ackley pada Arthur yang sedang sibuk membaca buku di sofanya. 

Sekarang mereka berdua sedang berada di kamar Arthur, seperti biasa Ackley memutuskan untuk menginap di rumah Arthur entah apa alasannya. 

"Hn" respon Arthur singkat. 

Ackley hanya mendengus sebal. Kemudian dia berjalan menuju rak buku dan menggambil sebuah album foto tua bersampul merah. 

Dan membalik halaman demi halaman. 

"Maksudmu Zeraida" jawab Arthur, yang sekarang sudah selesai membaca bukunya dan menghampiri Ackley. 

Lalu mengambil album foto itu dan membalik halamannya. Mencari sebuah foto. 

"Ah! Iya entah mengapa tiba-tiba saja aku teringat dengannya" kata Ackley dengan wajah agak merona. 

"Hm" respon Arthur lagi. "Ini..." Arthur menunjukan sebuah foto. 

Di foto itu ada 4 orang anak kecil, dan ke tiga dari anak kecil itu adalah Arthur, Ackley dan Lucia. Lalu gadis manis dengan mata pink itu sedang menggendong anak kucing hitam. 

"Ah" seru Ackley sambil merebut foto itu. "Ini dia, lagi-lagi sedang menggendong anak kucing hitam itu, hahahaha" 

"Kucing hitam... Black cat" kata Arthur pelan, sambil menatap keluar jendela yang sudah gelap dengan bulan dan bitang yang menghiasinya. 'Entah mengapa aku jadi teringat sesuatu' batin Arthur. 

-Eltier, Chap 2: Mask- 

Kingdom of oceans. 
Desa bagian timur (Desa Nelayan) 10 Desember, 20:30 pm. 

Bayangan, terlihat bayangan hitam yang bergerak dengan cepat, sekilas terlihat kuping kucing yang mencuat dari balik jubah itu, orang misterius yang menggunakan 'topeng kucing' dan jubah hitam itu berlari melewati beberapa bangunan padat penduduk, meloncati seriap atap rumah, gerakannya sangat licah, seperti kucing hitam (Black cat). 

Di depan terlihat seseorang dengan jubah yang berwana biru tua. 

Si topeng kucing berhasil mendahului si jubah-biru-tua. 

"Mau kemana kau" kata si topeng kucing saat menghalangi jalan orang berjuba-biru-tua. 

"Ck!" orang itu berdecak sebal. 

"Apa yang kau mau 'Black cat' " lanjutnya sambil mengeluarkan belati dari balik jubahnya. 

"Kau mau melawaku?" tanya 'Black cat' atau si topeng kucing. 

Tampa aba-aba si jubah-biru-tua mengayunkan belatinya dengan cepat. 

"Rasakan ini!!" serunya. 

-WUUSH!!- 

-TRAANG!!- 

"Terlalu cepat 100 tahun untuk mengalahkanku" kata Black cat, sambil menangkis belati si jubah-biru-tua dengan kedua pedang pendeknya. 

Si jubah-biru-tua kembali mengayunkan belatinya dengan brutal, dan kembali di tangkis oleh black cat. 

-TRAANG!!- 

Pisau belati itu melayang saat pedang pendek itu menghatamnnya. 

"Sial" gerutu si jubah-biru-tua, saat dia lengah dengan sekuat tenaga black cat melayangkan pukulannya dan tepat mengenai perut orang-berjubah-biru-tua itu. 

"UKH!! Apa yang..." ringis orang itu. 

"Hei... Cepat katakan padaku, dimana 'itu' " tanya black cat. 

"Aku tidak mengerti maksudmu" jawab si jubah-biru-tua. 

"Kau mau berpura-pura, aku tau dimana 'makhluk itu' " tanya black cat sambil menodong kan pedangnya pada di jubah-biru-tua. 

"Aku tidak!!" 

"Mana makhluk kegelapan yang kau sembunyikan itu?!" si black cat mengarahkan pedangnya tepat di leher orang itu, dan membuat luka kecil. 

"Ba-baiklah a-akan kukatakan tapi lepaskan pedang itu dari leherku" kata orang berjubah-biru-tua ketakutan. 

"Bagus" 

Kingdom of wind. 
Green fairy palace (Castle peri hijau) 10 Desember, 20:36 pm. 

"Yang mulia raja, saya baru mendapatkan pesan dari Zelraida" kata seorang pria tua sambil memasuki ruangan besar, yang hampir seluruhnya di isi dengan perabotan mahal. 

"Apa informasi yang sudah di dapat anak itu" tanya raja yang sedang menatap bulan dari balik jendela ruang kerjanya. 

"Dia mengatakan bahwa, ada seorang pria misterius dari desa nelayan (Kerajaan air) yang menjual obat aneh, dan obat itu mengandung unsur kegelapan dan kemungkinan besar pria itu memiliki monster kegelapan. Dan dia diminta tolong oleh raja kerajaan air untuk menangkap pria itu karena dia sudah membuat orang-orang menjadi gila" jelas si penasehat sambil membaca surat yang ada di tanggannya. 

"Begitu jadi mereka sudah mulai bergerak" ujar raja. "Perketat penjagaan di setiap gerbang, aku tak ingin kita ke 'colongan' " perintah raja. 

"Baik" seru si penasehat. 

Di balik pintu ruangan itu, ada seseorang yang sedang menguping pembicaraan mereka. 

"Lagi-lagi akan ada perang..."
Kingdom of the ocean. 
Desa nelayan 10 Desember 23:00 pm. 

"Jadi... Ini makhluknya" tanya black cat ragu pada laki-laki berjubah-biru-tua yang sekarang sudah di ikatnya. 

Makhluk kegelapan yang berbentuk seperti jamur beracun, dengan motif polkadot dengan warna biru, dan merah. Makluk itu terlihat agak manis dengan mata besar yang berbinar. 

"Ya! Tentu saja, dan banyak orang yang berani membayar mahal untuk makhluk ini" kata jubah-biru-tua yang sekarang sudah melepas jubahnya, tenyata dia hanya sorang laki-laki bertubuh subur dan dia sangat hebat bisa berlari dengan cepat dengan tubuh seperti itu. 

"Hm... Dimana kau mendapatkan makhluk ini?" tanyanya mulai mengintrogasi. 

Si pria itu tidak punya pilihan lain selain menjawab. 

"Di hutan bagian barat, kerajaan api, kau taukan disitu perbatasan antara kerajaan api dan kegelepan" jawab laki-laki itu. 

"Siapa yang memberikan makhluk ini?" tanyanya lagi sambil menusuk-nusuk jamur itu tengan tongkat yang tadi di temukannya. 

"Seorang pria yang sepertinya setengah gila dengan topi aneh" 

"Sorang pria gila dengan topi aneh..." katanya mengulang kalimat laki-laki itu. "Kenapa kau mau memgambil makhluk ini apa pria itu memberika dengan cuma-cuma?" 

"Ya tentu saja, karena spora jamur ini sangat ampuh, dan menyembuhkan berbagai macam penyakit kerena jamur ini aku kaya, tapi banya sekali orang-orang yang mengincarnya" jelas laki-laki. 

"Dan apa yang dia katakan" 

"Dia bilang kau boleh mengambil jamur ini dengan cuma-cuma, lalu dia bilang spora jamur ini bisa menyembuhkan penyakit" jelas si pria itu. 

"Dan kau tau efek samping spora jamur ini?" 

"Tidak... Awalnya sekarang aku sudah tau, awalnya spora jamur meredakan rasa tsakit dan membuat senang tapi lama-kelamaan jamur ini membuatmu ketagihan dan ingin lagi dan lagi, dan banyak orang yang menjadi..." 

"Gila ya.. Aku tau itu maka dari itu akan akan menangkapmu karena ini, misi dari raja ocean" kata black cat dengan santai sambil menusuk makhluk jamur yang sebenarnya agak lucu itu dan kemudia makhluk itu menguap. 

"Kurasa aku tidak akan lari lagi" kata laki-laki itu pasrah. 

"Bagus... Dan aku punya beberapa pertanyaan lagi tentang pria setengah gila dengan topi aneh itu" katanya sambil menyeret laki-laki itu ke arah tempat pengadilan. 

Kingdom of wind. 
Gerbang bagian utara 11 Desember 01:32 am. 

"Bagaimana apa ada hal yang mencurigakan?" tanya salah satu prajurit. 

"Tidak" jawab prajurit yang lain. "Kurasa untuk saat ini" lanjutnya sambil menatap langit yang masih gelap. 

"A-apa ada yang aneh" tanya salah satu prajurit. 

"Apa yang aneh hmm... Khekhekhe" seorang pria muncul di belakang ke dua penjaga itu. 

Sontak kedua penjaga itu menoleh. 

Pria itu menggunakan 'top hat' aneh yang memiliki mulut dan taring, pria itu juga menggunakan setelan jas lengkap yang berwarna hitam, ke dua mata merah darahnya menatap kedua penjaga itu tajam. 

"Elvis, keluakan jamur-jamur manismu itu, karena ada santapan enak di sini, khekhekhe" perintah pria itu, lalu topi yang bernama Elvis itu mengeluarkan spora jamur yang berwana kuning, dari situ satu persatu monster jamur muncul. 

Bukan jamur yang berukuran kecil tapi jamur yang berukuran orang dewasa. Dengan cepat monster-monster jamur yang berjumlah puluhan itu mulai menyerang ke dua penjaga itu, para jamur itu merobek tubuh prajurit itu dengan mulutnya yang memiliki taring tajam dan beberapa di antara merobeknya dengan tangannya. 

Dan suara teriakan itu terdengar begitu lirih. 

Pria itu hanya tertawa, di iringi dengan suara beberapa prajurit lainnya. 

"Is... Show time... Khekhekhe" katanya lalu mengeluarkan dua buah pistol AK-47, dan menembak dengan brutal. 

"A-apa yang... Akh!!" 

Para jamur itu sudah membunuh para prajurit dan kesatria yang ingin membunuhnya. 

"ARG!!" 

"Cepat panggil bantuan" 

-DOR!DOR!DOR!- 

"AAAAAA!!" 

"HAHAHAHAHA..." tawanya gila. 

Topi aneh di kepalanya juga ikut tertawa sambil sesekali menjilat darah yang menyiprat. 

"Dan ingat lah... Kerajaan kegelapan mulai bergerak... khukhukhu" senyuman licik itu tidak pernah lepas dari wajahnya. 

"KERAJAAN KEGALAPAN AKAN BERJAYA, AHAHAHAHAHA..." 

-Chap 2: Mask, end- 

"Kadang wajah seseorang itu seperti topeng..."

Monday 25 March 2013

CHAP 1


Kingdom of the wind. 

10 Desember, 06:30 am. 

Udara terasa dingin, kemarin salju turun dan menutupi semua permukaan tanah menjadi putih. Saking dinginnya banyak orang yang memilih untuk tetap berada di dalam selimutnya yang hangat, atau duduk di dekat perapian sambil menikmati coklat panas. 

Tapi, udara dingin tetap tidak bisa mengusik kedua orang ini. 

-TRAANG!!- 

Suara kedua pedang yang saling beradu. 

-TRAANG!- 

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku, Ackley" 

-TRAANG!!- 

"Kita lihat saja Art..." 

-WUUSH!!- 

-TRAANG!!- 

"AKH!!" 

-BRUK!!- 

"Kau memang masih saja payah, Ackley" 

"Cih, sialan lain kali aku tidak akan kalah!!" kata Akcley yang sekarang sudah terduduk di tanah. 

"Itu sudah yang ke 10 kalinya kau berkata seperti itu" kata Arthur sambil mengulurkan tangannya pada Ackley. "Sudahlah... Di sinih dingin asal kau tau saja" lanjutnya. 

"Ck! Iya ya aku mengerti" Ackley membalas uluran tangan itu dan berdiri. Lalu mengambil pedangnya yang tertancap di salju tidak jauh darinya. 

"Ackley~ Arthur~" panggil seorang gadis dari kejahuan. Sontak kedua orang yang di panggil menoleh. 

"Putri Lucia" kata keduanya. 

"Kalian bertengkar lagi!?" tanya Lucia dengan wajah panik. 

Mereka berdua hanya memandang wajah Lucia yang panik. Bagi mereka "Wajah putri yang sedang panik itu lucu". 

"A...apa?" tanya Lucia yang wajahnya memerah karena di pandang oleh kedua orang yang ada di depannya. "Ada yang aneh di wajahku?". 

"Tidak wajahmu manis kok" puji Ackley dan itu membuat wajah Lucia semakin merah. Dan sepertinya Arthur melihat dengan wajah yang agak kesal. 

"Apa yang kau bawa putri" tanya Arthur mengalihkan perhatian mereka berdua kepada keranjang yang di bawa Lucia. 

"Ah! ini..." Lucia mengangkat keranjang itu. "Ini sarapan buat kalian, tadi bibi Dolores membuatkan ini" kata Lucia dengan senyuman yang paling manis. 

"Wah... Benarkah kebetulan perutku lapar" dengan senang hati Ackley mengambil bekal itu. 

"Moodmu itu cepat sekali berubah" kata Arthur pelan sambil memasukan kembali pedangnya ke tempatnya. 

"Ah! Art... Pipimu..." Lucia memegang pipi Arthur yang terluka, sepertinya bekas sabetan pedang Ackley tadi. "Berdarah ini harus segera di obati, apa ini sakit" tanya Lucia Khawatir. 

Wajah Arthur merona. 

"Ini... bukan... Apa-apa" jawab Arthur sambil melepaskan tangan Lucia pada pipinya. "Nanti sarung tanganmu kotor" lanjutnya. 

"Hoi kalian berdua disi dingin loh... Ayo kita kepondok itu" kata Ackley sambil menunjuk pondok yang ada di ujung sana. 

"Baiklah" Lucia berlari kecil menuju Ackley dan memeluk lengannya. Lagi Arthur memandangnya dengan perasaan kesal. 

'Lagi... Persaan aneh ini muncul' batin Arthur menatap mereka berdua, lalu mengalihkan pandangannya pada tangannya yang tadi memegang tangan Lucia. "Hangat..." katanya pelan, lalu tersenyum kecil dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. 

"Art..." panggil Lucia yang menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. 

"Art, kenapa diam ayo" kata Ackley. 

"Ah!" Arthur tesadar dari lamunannya. "Maaf, aku akan kesana" Arthur berlari menuju mereka berdua, dan meninggalkan jejak kaki di salju yang putih. 

Mereka berjalan beriringan, sepanjang perjalanan Lucia selalu memeluk tangan Ackley dan tersenyum dengan bahagia. 

Tiba-tiba saja Lucia melepaskan pelukannya dan menghentika langkahnya dan mereka menatap dengan tatapan heran. 

"Putri..." 

"Kalian tau" Kata Lucia tiba-tiba. Mereka hanya diam. "Aku..." senyuman manis terukir di wajahnya yang merona karena udara yang semakin dingin. 

"Aku... Sangat menyayangi kalian berdua, hehehe" katanya, dan itu membuat kedua orang di depannya merona dengan hebat. 

"A-APA!! Ja-jangan mengatakan hal yang bikin malu deh!!" Teriak Ackley. Dan Arthur hanya diam sambil memalingkan wajahnya yang masih merona. 

"Hehehe" cengir Lucia, kemudian dia menatap ke arah langit. "Ah! Salju..." serunya. 

Sontak ke dua orang itu menoleh ke arah langit. 

Benda putih, halus dan lembut itu membelai pipi Lucia dengan lembut, membuat sensai yang dingin di kulit. 

"Salju turun lagi..." kata Arthur. 

"Ya..." jawab Ackley singkat. 

"Aku sangat suka salju..." kata Lucia yang mengangkat kedua tangannya dan membiarkan salju itu jatuh di telapak tangannya. 

"Salju itu membuat di seluruh permukaan kerajaan menjadi putih, bersih. Seperti bayi yang baru lahir tampa dosa..." Lucia menatap kosong langit yang ada di depannya. "Seperti dunia tampa perang" katanya pelan sambil tersenyum. 

Di balik senyuman sang putri tersimpan sebuah rahasia. 

-Chap 1: Snow, end- 

"Salju yang berwarna putih dan bersih itu, bagaikan bayi yang baru lahir tampa dosa"

Prolog


Kami hidup di dunia yang penuh dengan perang... 

Kami terlahir untuk berjuang menjadi yang terkuat... 

Kami hanya di beri pilihan membunuh atau di bunuh... 

Inilah hukum Eltier tercinta ini... 

Anak-anak yang terpilih akan dijadikan kekuatan kerajaan, tidak memandang umur maupun jenis kelamin... 

Kami... 

Hanya bisa berjuang dan berjuang... 

Inilah kisah kami... 

Anak-anak terpilih dari berbagai kerajaan yang menjadi satu... 

Untuk melawan kejahatan yang abadi... 

Eltier... 

Kingdom of the wind. 
Funeral southern (pemakaman selatan), 08:00 am. 

Di depan sebuah batu nisan dengan ukiran nama 'Helen Axender', berdiri seorang pemuda dengan rambut hitam dan mata berwarna biru membawa sebuket bunga yang berbentuk lonceng berwarna yang berwarna biru tua. Matanya lurus menatap batu nisan di depannya. 

"Kak... Bagaimana kabarmu?" 

"Hari ini aku membawakanmu bunga" 

"Putri Lucia yang memetiknya tadi, warnanya sangat cantik sama seperti matamu" 

"Kak... Sebentar lagi musim gugur akan berakhir, dan musim dingin akan tiba..." 

"Kau tau, sejak perang 12 tahun lalu... Negara kegelapan tidak menyerang lagi... Dan ku rasa kau berhasil" 

"Aku... Masih mengingatnya dengan jelas... Apa yang kau katakan waktu itu..." 

Flash back. 

12 tahun yang lalu... 

Musim panas, 27 Agustus. 

"Dengar adikku..." kata seorang gadis yang menggunakan baju zirahnya lengkap dengan jubah yang berwarna hijau. 

"Suatu saat nanti kau akan menjadi pemimpin di guild ini, dan menggantikan aku. Maka dari itu jadilah kuat" kata gadis itu sambil memeluk adik laki-laki. 

"Janji" di ulurkannya jari kelingkingnya yang sudah di balut dengan sarung tangan hitam. 

Di balasnya jari kelingking itu. 

"Ya aku berjanji dan seorang laki-laki tidak akan melanggar janjinya" serunya semangat. "Aku akan menjadi pemimpin guild ini dan menjadi kuat" ujar bocah berusia 5 tahun itu. 

"Bagus" gadis itu melepaskan jarinya dan mentap wajah adikknya. "Jagalah ibu dan jadilah anak baik" di elusnya dengan lembut kepala dengan rambut yang berwarna hitam sama seperti rambutnya. 

"Aku... Akan pergi sekarang" ujarnya pelan. 

"Kak... Kau akan kembalikan?" tanya adikknya. Bukannya menjawab si kakak malah berjalan menuju pintu sambil menenteng pedang besarnya. 

"Kak" panggil bocah itu. 

Gadis dengan rambut hitam di kuncir satu itu menghentikan langkahnya dan menoleh pada adikknya. 

"Aku... Menyayangimu Ackley" katanya lembut, serta dengan senyuman yang sangat tulus. 

Seperti senyuman yang akan di berikan terakhir kalinya untuknya. 

Gadis berbalik dan terus melangkah, tampa mempedulikan teriakan adiknya yang terus memanggilnya. 

"Kakak" 

"Kak" 

"Kakak!!" 

Flash back end. 

"Aku... Benar-benar payah..." kata pemuda itu pelan suaranya terdengar bergetar. "Sampai sekarang aku tidak bisa menempati janjiku padamu..." 

Mata birunya menerawang jauh. 

"Aku... Payah... Padahal sekarang umurku sudah 17 tahun, kalau kau saat seumuran denganku kau sudah menggantikan posisi ayah" pemuda menghela nafas panjang. 

"Dan aku, hanya seorang pecundang yang tidak bisa mengalahkan teman masa kecilnya sendiri" katanya pelan lalu tersenyum miris. 

"Tapi kau adalah orang yang tidak bisa diam saat melihat orang dalam masalah" kata pemuda lainnya yang berambut blonde dengan mata secerah langit musim panas 'Azure'. 

Di sampingnya seorang gadis manis berambut silver panjang berhias pita ungu dan bermata violet menatapnya dengan lembut. 

"Ya... Yang dikatakan Arthur itu benar, dan kau juga sangat hebat Ackley, walaupun sampai sekarang kau belum bisa mengalahkan Arthur" kata gadis itu sambil terkikik. 

Si pemuda yang di panggil Ackley tadi menoleh, dan melihat kedua teman masa kecilnya sekaligus sahabatnya. 

"Putri Lucia, Art apa yang kalian lakukan di sini" tanya bingung. 

"Kau lama... Makanya kami menyusul" kata Arthur sinis, sambil menyilankan kedua tangannya di depan dadanya. 

Ackley tersenyum, dan berjalan mendekati mereka berdua. 

"Hahahaha" tawanya lepas. "Maaf, maaf aku lupa" sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. 

"Dasar" 

"Jadi, ayo pergi" ajak Lucia tersenyum dengan manis dan menatap ke duanya. 

"Iya" jawab mereka berdua. 

-Chap 0: Prolog, end- 

Di sinilah kami... 

Anak-anak terpilih dari berbagai kerajaan yang menjadi satu... 

Untuk melawan kejahatan yang abadi... 

Eltier...